bagaimana keadaan kami pasca papa meninggal?
agak bingung awalnya.
bagaimana sy dan kakak-kakak serta mamah utk bs meng-handle semua keperluan di rumah.
dimana kami hrs mencari berkas-berkas yg memang beliau simpan.
perlahan, kami harus menjalankan sendiri. hhmm awalnya kami blm bs menerima. lbh tepatnya sy merasa seperti hanya ditinggal papa ke kntr seperti biasa. tp keadaan semua harus kembali ke realita yang ada.
cukup banyak yg blg "semuanya pd setabah itu yaa ditinggal papa"
kami tetap manusia biasa, yg sangat merasa kehilangan. mgkn terlihat tabah diluar, tp kami rapuh didalam. bukan, bukan krn kami sengaja berakting didepan orang-orang. kamipun tidak tau knp. itu seperti kekuatan yg tidak kami sadari. seperti kekuatan utk bisa at least untuk tidak menangis.
papa.
jujur, terakhir sy menangis krn papa pergi br hari rabu kmrn. setelah bbrp saat bisa kuat. tapi, utk saat itu, manakib drumah, ustad sirojuddin menutup acara dgn kata-kata "sebelum kita tutup acara manakib-an mlm ini, sy diingatkan oleh pak uche, ada disebelah sy, utk berdoa"
disaat itulah tanpa sy sadari sy menangis, cukup seperti anak kecil yg tidak dituruti keinginannya. dan sy ingin sekali bs seperti ustad, yg bs berdialog dgn papa.
huuussh!
semua hrs berjalan senormal mungkin.
sy, kami, semua sedih.
sy, kami, semua kangen papa.
sy, kami, akan berusaha jd yg terbaik.
tetap tersenyum diatas sana yaa pah.
jangan dicat rambut putihnya.
jangan dicukur kumisnya :)
dan tetap doakan kami yaa pah, jika suatu hr nanti kami menyusulmu, semoga jalannya bisa seperti jalan papa dipanggil Allah kmrn, lancar dan insyaallah usnulkhatimah. Amin........
we love you papahkumis. :)